Software-software Open Source saat ini telah berkembang begitu pesat sehingga dapat dikatakan bahwa pada umumnya tidak ada perbedaan antara Software OSS dengan Software Proprietary bila kita lihat dari segi aplikasinya. Namun bila kita lihat dari segi Total Cost of Ownership (TCO) dari kedua jenis Software itu, maka akan terlihat sangat jauh perbedaannya. Singkat kata, TCO Software Open Source jauh lebih murah dari TCO Software Propritary.
Dari segi aplikasi, Operating System Open Source, sepertu Ubuntu telah berkembang begitu pesat diseluruh dunia, termasuk di Indonesia yang didukung oleh organisasi Ubuntu Indonesia yang memberikan support secara gratis. Oleh karena itu di Indonesia telah muncul banyak Distro yang berbasiskan Ubuntu, seperti Ki Hajar, Lontara versi 3.0, dan lain-lain. Google-pun memanfaatkan operating system Debian Ubuntu sebagai basis untuk software Aplikasi-nya yangmutakhir, yaitu gOS atau Google Operating System lengkap dengan aplikasi Google Desk Top dan OpenOffice serta berbagai aplikasi bisnis lainnya.
Software Aplikasi Perkantoran yang paling mutakhir, yaitu OpenOffice.org versi 2.4 juga sangat canggih, dapat membaca dan menulis file format .docx, yaitu file dokumen Microsoft terbaru (MS Office 2007), yang mana MS Office 2003 malah tidak dapat mengenalnya! Software OpenOffice ini juga mampu membaca format file dokumen yang populer, yaitu format Adobe Acrobat Reader PDF.
- Cara menghitung TCO: Biaya investasi awal software + biaya training dan biaya upgrade serta pemeliharaan software selama waktu penggunaannya. Untuk biaya investasi, jelas OSS lebih murah dari pada Proprietary. Untuk biaya training, OSS dan Proprietary tidak banyak berbeda. Sedangkan untuk pemeliharaan dan upgrade, OSS bisa diperoleh secara gratis atau murah melalui organisasi pendukung atau melalui komunitas OSS di tiap negara. Sedangkan untuk Proprietary, tidak ada pilihan lain, yaitu melalui Vendor atau Reseller-nya dengan biaya yang tidak kecil, apalagi bila ada bug atau defect dari software Proprietary, maka yang bisa memperbaikinya hanyalah Vendor aslinya.
- Biaya Migrasi Proprietary ke OSS: umumnya kecil, sebab software OSS dapat dilihat source code-nya, tidak ada yang disembunyikan. Ini berbeda dengan software Proprietary yang menyembunyikan source code. Lagi pula, kebanyakan software aplikasi OSS memiliki features dan pengoperasian yang sangat mirip dengan software aplikasi Proprietary.
- Apa hambatan Migrasi Proprietary ke OSS? Hambatan utama migrasi ke OSS adalah karena masyarakat belum menyadari besarnya penghematan yang dapat diperoleh dari TCO OSS yang jauh dibawah TCO Proprietary, ditambah dengan kebiasaan mereka memakai software Proprietary, baik yang diperoleh secara legal maupun illegal selama bertahun-tahun yang lalu.
Kini tiba saatnya untuk secara besar-besaran melakukan migrasi dari software Proprietary ke software OSS, sebab sudah makin canggihnya berbagai software aplikasi OSS dan semakin banyaknya perusahaan atau organisasi yang dapat memberikan support bagi software2 OSS.
Model Bisnis Software OSS akan lebih difokuskan kepada support services, yaitu instalasi, customization, training, education, certification, dan maintenannce. Keuntungan lainnya adalah dalam menghemat Devisa Nasional tiap negara, sebab biaya akuisisi Capex software OSS sangat minimal. Yang lebih besar adalah support services seperti tersebut diatas, yang semuanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli lokal. Akan makin banyak tumbuhknya industri support software OSS domestik, sehingga dapat mensejahterakan masyarakat pribumi.
Silahkan ditanggapi.
Open Source Transforms Software TCO |
Source: IT Business Edge | Priority: Maximizing IT Investments | Topic: Financial Metrics |
Carl Weinschenk spoke with David A. Wheeler, widely known open source analyst. Weinschenk: How do you determine total cost of ownership in open source? Weinschenk: So does a company need to invest in parallel development if it is “trying out” the software? What if it doesn’t measure up? Weinschenk: What happens after the purchase? Weinschenk: In a proprietary situation, can support come from an unconnected third party? Weinschenk: Does this affect TCO? Weinschenk: The sheer number of OSS options available must be good for TCO. Weinschenk: Why do you suggest going outside the organization? Weinschenk: What other costs are there? Weinschenk: Are there transition costs with OSS? Weinschenk: You suggest that improvements made by a company in OSS software should be resubmitted to the main project. How does this relate to TCO? Weinschenk: What is the biggest challenge in making people take advantage of OSS and the TCO benefits it seems to offer? |